Areen & Noi. Powered by Blogger.
RSS

A Bunch of Love from Our Kitchen


Ini adalah sebagian dari menu bulanan yang sempat difoto. Menu bulanan? Ya, saya memang menempel menu bulanan di lemari dapur. Alasannya karena saya tidak begitu pintar suka memasak atau berlama-lama di dapur.:-D Jadi alangkah praktisnya kalau urusan dapur sebisa mungkin dibuat well organized.

Kesel kan kalau mau masak ini, masak itu, eh ternyata ada aja bahan yang kurang di kulkas. Mau masak sayur asam, eh tamarind-nya habis.. Pengen nasi kuning, eh gantian santan yang lupa dibeli, hohohooo.. Males deh bolak-balik belanja ke supermarket hanya untuk beli bahan yang kurang. Habis waktu..;-)   Nah, dengan menu bulanan ini, semua bisa diatur lebih rapi. :-)
 
Semua masakan ini merupakan masakan dengan tingkat kesulitan rendah :-D. Tapi tentu saja selalu terasa istimewa karena dimasak dengan tambahan resep 'seikat cinta', heheee ^.^ 


















1.Teri medan Nasi Kuning  2. Semur Telur Tahu  3. Sayap Ayam Kriuk  
4. Ikan bakar makassar  5. Tumis Kangkung  6. Nasi Uduk
7. Ikan Goreng Saus Nanas  8. Nasi Goreng  9. Tumis Buncis Tahu Lada hitam
10. Kari Sapi  11. Ayam Bakar Oven  12. Pindang Ikan Pangasius
13. Mackerel bakar  14. Chicken Soup  15. Ikan Kuah Asam Manis
16. Gado-gado  17. Ayam Goreng Lengkuas 18. Telur Balado
19. Gulai Ikan Pedas   20. Menu pelengkap: Krupuk bebas minyak (goreng di microwave :-P)
21. Salmon Bakar  22. Udang Paprika Saus Tiram  23. Bakso Sapi
Once a week, Kue dan Roti : 
24. Fruit Pie   25. When we invited friends (Kue Lapis Pandan, Lumpia) :-D  26. Vanilla Cupcake  
27. German Cheese Cake


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Memotivasi Anak Belajar Membaca dan Menulis ala Jerman


Saya tidak ingat bagaimana cara orang tua saya mengajarkan saya membaca dan menulis, tetapi seingat saya sudah bisa membaca pada usia empat tahun,  saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Kedua anak saya juga bisa membaca pada usia sekitar 4 atau 5 tahun. Bagaimana kedua anak saya belajar baca tulis, tentu saya ingat persis. Saya memang ingin mereka bisa membaca dan menulis sebelum masuk Sekolah Dasar. Motivasi utamanya karena itu merupakan tuntutan anak-anak yang akan masuk SD. Kurikulum sekolah menuntut demikian. Jika tidak, akan cukup sulit bagi seorang anak untuk mengikuti pelajaran.

Menarik perhatian saya saat anak saya menunjukkan worksheet dari sekolahnya kemarin siang. Ia diminta oleh guru untuk membantu menuliskan sebuah surat untuk der Löwe (seekor singa jantan) yang tidak bisa membaca ataupun menulis, surat yang akan dikirimkan untuk die Löwin (singa betina). :-P



Liebste Freundin,

Wie geht’s? Komm und spiel in den Wäldern.

Dann essen wir Hühn.

Gruß, Löwe



(Dear Teman,

Apa kabar? Yuk kita main di hutan. Trus kita makan ayam.

Salam, Löwe)



Rupanya tema pelajaran di kelasnya hari itu adalah sebuah kisah berjudul Die Geschichte vom Löwen, der nicht schreiben konnte (Kisah seekor singa jantan yang tidak dapat menulis). 

     


Cerita ini lucu dan sarat pesan. Karena ia adalah seekor binatang yang kuat, der Löwe merasa ia tidak perlu bisa membaca dan menulis. Akan tetapi suatu ketika ternyata ia perlu menulis sebuah surat, sehingga ia harus minta bantuan binatang lain. Der Löwe kesal karena semua surat yang telah dibuatkan tidak sesuai dengan dirinya. Singa kan tidak bisa memanjat pohon, tidak berenang ataupun makan ganggang... :-D



Satu konsep cerita sederhana ini ternyata bisa digunakan untuk memotivasi anak belajar membaca dan menulis, mengembangkan imajinasinya untuk menggambar, bekerja dalam kelompok, bahkan mengemasnya menjadi sebuah drama atau teater saat acara di sekolah.

                           


Kesan saya, di Jerman ini banyak hal dibuat sebisa mungkin menjadi smooth dan proporsional untuk ukuran anak-anak dalam belajar. Tidak ada aturan untuk bisa membaca dan menulis sebelum masuk Sekolah Dasar. Pelajaran yang diberikan pun relatif lebih ringan dibandingkan di Indonesia, bahkan kebanyakan dibuat dalam konsep bermain. Di kelas 1 SD mereka baru belajar menulis abjad yang benar. Satu per satu dihayati dengan berbagai gambar, cerita dan cara yang menyenangkan. Parent's Meeting di semester 2 pun masih membicarakan tips mengajari anak membaca dan menulis di rumah. :-D



Tentu kita juga punya banyak dongeng menarik seperti Si Kancil, Malin Kundang sebagainya. Akan tetapi point kali ini adalah.. Bahwa tanpa terkesan membebani anak yang akan masuk SD, toh mereka bisa membimbing generasi mudanya membangun dan mempertahankan negaranya sebagai bangsa maju dan  kuat. Hmmm, sesuatu yang patut direnungkan dan diambil sisi positifnya.. :-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Belajar Bahasa Jerman untuk Anak


Sementara ini tema tulisan-tulisan disini selalu berbau Jerman :-D   Iya karena lagi dealing dengan proses adaptasi di Jerman. Kali ini saya ingin berbagi tentang bagaimana membantu anak belajar bahasa Jerman. Mungkin ada ibu-ibu yang kondisinya serupa dengan saya :-)

Anak saya pindah di Jerman saat kelas 4 dan adiknya kelas 1 sekolah dasar. Mereka pindah saat pertengahan tahun ajaran. Si Adik sih tidak begitu saya khawatirkan, tetapi si Kakak pindah sekolah saat kelas 4, saat penentuan apakah bisa masuk gymnasium atau tidak. Atau lebih parahnya lagi bisa mengulang di kelas 4 sambil memperdalam kemampuan bahasanya.. Oh tidaaaak..:-(

Sebenarnya kurikulum dan pelajaran sekolah dasar di Jerman ini menurut saya relatif lebih ringan dibanding di Indonesia.Tapi situasinya tentu lebih sulit karena anak saya belum pintar berbahasa Jerman. Dulu sih si Kakak waktu kelas 1 sempat juga sekolah di Jerman, tapi tidak berpengaruh banyak untuk kemampuan bahasanya, karena setelah itu pindah lagi ke Indonesia. Sekarang kami hanya punya waktu beberapa bulan untuk belajar bahasa sekaligus mengejar ketinggalan pelajarannya. Sebagai ibu panik juga sih.. Jadinya mau digeber aja nih, usaha keras gimana caranya bisa membantu melewati ini. Ekstra kerja keras lagi karena saya juga sebenarnya tidak begitu fasih bahasa Jerman, hehe.. Tapi Alhamdulillah si Kakak juga sangat bersemangatttt :-)

Saya ada beberapa tips untuk membantu anak belajar bahasa Jerman. Saya memang menghandel sendiri untuk urusan ini, karena untuk kursus di luar juga sulit karena anak-anak sudah belajar dari pagi hingga sore.

1. Untuk step yang pertama, mulai dari yang sederhana. Biasakanlah anak mendengar kalimat dan percakapan dalam bahasa Jerman, seperti misalnya dari televisi, film anak atau lagu berbahasa Jerman. Hal ini bertujuan supaya indera pendengarannya familiar dengan bahasa tersebut. Bisa saya buktikan, si Adik bisa membedakan saat mendengar bahasa selain Jerman, misalnya bahasa Spanyol atau Perancis. Dia bilang,"Mama, ini bukan bahasa Jerman." :-D

Selain televisi, bisa memanfaatkan website belajar bahasa di internet. Kalau suka dongeng klasik yang ini cocok deh. Pilih yang berbahasa Jerman tentunya.
http://www.bookbox.com/

Film kartun berbahasa Jerman di Youtube juga banyak. Anak saya menyukai di antaranya:
http://www.youtube.com/watch?v=J6IzA3NHeKE
http://www.youtube.com/watch?v=9zT4UTflh5g

2. Pilih satu buku pegangan belajar bahasa Jerman untuk melatih grammar dan structure bahasa Jerman.
Saya tidak membawa buku-buku belajar bahasa Jerman karena sudah overbaggage waktu kami berangkat dari Indonesia. Pengeluaran kami untuk bulan-bulan pertama disini juga sudah terlalu membengkak jadi saya menggunakan fasilitas yang bisa didapat gratis di internet. :-P

Saya beri contoh untuk poin kedua ini bisa didownload disini:
http://www.db-thueringen.de/servlets/DerivateServlet/Derivate-5407/workbook.pdf

Misal kita buat target untuk mempelajari buku level A1-A2 ini harus selesai dalam waktu kurang lebih dua bulan, maka dalam satu hari harus belajar sekitar 3 halaman buku ini. Hari Sabtu benar-benar hari santai, libur dan bebas dari buku dan belajar. 

Website tersebut memang diperuntukkan untuk belajar bahasa Jerman for beginners. Ada latihan online-nya juga.
http://www.hauptstrasse117.de/en/exercises.html


3. Gunakan cara belajar yang atraktif sebagai selingan yang menyenangkan. Poin 2 tentu cukup serius bagi anak-anak bukan?

Ada beberapa link belajar sekaligus bermain secara online yang disukai anak saya, seperti misalnya disini:
 http://www.wdrmaus.de/ 
Anda bisa mengexplore website di atas. Banyaaaaaak sekali yang bisa dipelajari dari sana. Menurut saya it's really grrreat website! :-)

Jangan lupa dibuka juga yang ini:
 http://www.ard.de/kinder/-/id=1880/nid=1880/cf=42/13jb9ge/index.html?page_444586=aHR0cDovL3dlYi5hcmQuZGUva2luZGVyL2luZGV4X3Jlc2l6ZS5waHA%2FaWQ9NQ%3D%3D

http://www.eduweb.vic.gov.au/languagesonline/default.htm

Kalau yang ini, selain belajar bahasa, sekaligus juga mereview dan mengejar ketinggalan pelajaran di sekolah.
http://www.abfrager.de/


4. Additional
Cara belajar yang konvensional sangat membosankan. Menurut saya ada beberapa yang memakai metode belajar yang cukup menyenangkan seperti di bawah ini. Semua terdiri dari banyak episode yang bisa diikuti dari yang pertama hingga terakhir.

http://www.youtube.com/watch?v=edBtiGeB2ec
 I love Eva, this girl is really brilliant.

Yang ini juga ringan dan menarik :-)
http://www.youtube.com/watch?v=1LvH4sl89DQ&feature=c4-overview&list=UUfOofDE4YWz7Lcfe0Z7L-6Q

Kalau ini lebih cocok untuk young adult sih, tapi ok juga :-)
http://www.youtube.com/watch?v=_NXDM9XXhQ4
Simon also had such a great idea in teaching language.

5. Last but not least.. Practice.. Belajar tentu saja harus dipraktekkan. Di rumah bicara dengan ayah ibu, di sekolah dengan teman-teman dan guru, juga interaksi dengan sebanyak mungkin orang lain.

Ohya, berdasarkan pengalaman saya, belajar bahasa memang perlu antusiasme, tetapi tidak perlu terlalu ambisius karena justru tidak akan maksimal akibat exhausted.. Cara belajar secara simultan itu yang lebih efektif dan efisien.

Untuk kiat yang lain, tentu masih banyak dan bisa dikembangkan lagi sendiri. Banyak sekali fasilitas menyenangkan yang bisa kita temukan.
Rabbi zidni ilma..
Selamat belajar, selamat berkreasi, semoga sukses.. ;-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS