Menjadi orang tua adalah kebahagiaan dan kebanggaan.
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah dan karunia yang hanya diberikan pada
pasangan yang dipercaya untuk mengemban tanggung jawab orang tua. Tanggung
jawab dalam mendidik anak adalah salah satu upaya dalam memenuhi amanah Allah
tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Setiap anak
itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya
menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor
binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan
terdapat yang terpotong hidungnya?." (Shahih Muslim No.4803)
Dari hadits tersebut sangat jelas peran orang tua dalam
pendidikan dan memberikan stimulasi pada anak sangatlah besar. Terutama agar
dapat menjadikan seorang anak memiliki akhlaq yang baik sesuai dengan ajaran
Islam, maka sejak awal keberadaan anak, orang tua memiliki tugas untuk
mentransfer nilai-nilai Islami dalam kehidupannya dan menjadikannya ” Insan
Rabbani” yang beriman, bertakwa dan beramal sholeh.
Doa
anak sholeh adalah amalan yang tak akan terputus. Hadits riwayat muslim,"Jika seorang anak Adam mati, maka
terputuslah amalnya kecuali 3: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
sholeh yang berdoa untuknya." Seorang anak begitu pentingnya dalam
kehidupan umat muslim, sehingga kita harus menjaga amanah yang diberikan Allah
sebaik-baiknya.
Di bawah ini akan dibahas terlebih dahulu konsep tumbuh kembang dalam ilmu kedokteran (ilmu kesehatan anak) dan selanjutnya diikuti dengan tahap tumbuh kembang anak menurut syariah.
A. KONSEP TUMBUH KEMBANG DALAM ILMU KESEHATAN
ANAK
Apakah perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan?
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang saling
berkorelasi, sulit dipisahkan dan terjadi secara simultan. Akan tetapi
pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda.
Definisi Pertumbuhan (Growth):
-
bertambahnya
jumlah dan ukuran sel
-
perubahan
ukuran dan proporsi
-
bersifat
kuantitatif
-
dapat diukur
dengan satuan berat atau panjang (antropometri)
-
ciri-cirinya: perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri
lama dan timbulnya ciri baru.
-
kecepatan pertumbuhan tidak teratur dan tiap organ memiliki pola pertumbuhan
berbeda (pola pertumbuhan limfoid, otak, organ reproduksi dan pola umum)
Definisi Perkembangan (Development):
-
bertambahnya
kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
-
bersifat kualitatif
-
pengukurannya lebih sulit
-
hasil interaksi kematangan SSP dengan organ yang dipengaruhi
(misalnya perkembangan neuromuskuler, bicara, emosi, sosialisasi)
-
memiliki pola yang tetap (pola sefalokaudal, pola proksimodistal)
-
memiliki
tahap yang berurutan
-
memiliki
kecepatan yang berbeda
-
jadi pola
perkembangan sama pada setiap anak tetapi berbeda dalam kecepatannya
TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG
Tumbuh kembang berlangsung sejak konsepsi hingga
berakhirnya masa remaja. Proses inilah yang juga menjadi ciri khas anak
sehingga anak tidak bisa dianggap sebagai miniatur manusia dewasa.
1. Masa pranatal atau intrauterin
o masa embrio/mudigah (konsepsi-8 minggu)
o
masa fetus (fetus dini, fetus lanjut)
2. Masa Postnatal atau masa setelah lahir
o
masa neonatal (0-28 hari) (neonatal dini: 0-7 hari, neonatal
lanjut: 8-28 hari)
o
masa bayi (masa bayi dini 1-12 bulan; masa bayi akhir 1-2 tahun)
o
masa prasekolah (2-6 tahun)
o
masa sekolah atau masa pubertas (♀
6-10 tahun, ♂ 8-12 tahun)
o
masa adolesensi atau masa remaja (♀
10-18 tahun, ♂ 12-20 tahun)
PERKEMBANGAN OTAK ANAK DAN GOLDEN PERIOD
Masa Balita adalah masa keemasan
Selama
tahun-tahun pertama kehidupan, otak mengalami perubahan yang luar biasa. Masa
balita adalah periode penting dalam tumbuh kembang, merupakan masa yang sangat peka terhadap pengaruh lingkungan
baik biologis, fisik dan sosial. Masa ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi. Oleh karena itu masa balita tersebut merupakan masa
keemasan (Golden Period), masa krisis (Critical Period) dan jendela kesempatan
(Window of Opportunity)
Pertumbuhan
ukuran:
-
saat lahir: ukuran otak 25%
-
usia 18 bulan: 50%
-
6 tahun: 90%
-
12 tahun:
100%
Perkembangan intelektual (fungsi belajar):
-
0- 4 tahun:
50%
-
4-8 tahun:
30%
-
8-18 tahun:
20%
-
18 tahun:
kelenturan otak menurun tapi daya bertambah (kemmpuan menggunakan dan
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan)
-
Lonjakan perkembangan otak mulai berakhir pada usia sekitar
10 tahun.
Pada
usia muda kemampuan mengingat dan menghafal dengan cepat juga berada pada
puncaknya. Kecerdasan ini disebut kecerdasan otak muda/kecerdasan
cair/fluid.
MASA PUBERTAS
-
masa ketika seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis dan kematangan fungsi seksual.
-
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
dengan cepat
-
mulai ♀ 7-8 tahun dan ♂ 8-9 th tubuh
anak mulai menghasilkan hormon pubertas, hormone ini akan membuat perubahan
fisik dan perkembangan sex
-
anak ♀ tanda pubertas: jerawat, payudara
membesar, panggul melebar, menstruasi
-
anak ♂: organ sex membesar, bulu pubis, ejakulasi
-
terjadi perubahan emosi, moods dan perasaan sex yang lebih kuat
-
Stanley Hall: masa
topan badai dan stress (Storm and Stress)
-
Erik Erikson: identity
vs identity confusing
-
sosialisasi meningkat
BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK?
Setiap
orang tuan tentu berkeinginan supaya anak bisa tumbuh dan berkembang secara
optimal. Apakah yang dimaksud optimal? Optimal artinya dapat mencapai tumbuh
kembang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki.
Bagaimana
caranya? Anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal bila kebutuhan dasar
anak terpenuhi. Ada tiga kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak, yaitu Asih,
Asuh dan Asah.
1.
ASIH (kebutuhan emosi/kasih sayang)
o
Perhatian
o
kasih sayang
o
rasa aman
o
dilindungi
o
dihargai
o
rasa memiliki
o
kesempatan
2.
ASUH (kebutuhan fisik-biomedis)
o Gizi
o Kesehatan
3.
ASAH (kebutuhan stimulasi mental)
o stimulasi dini pada semua indera
o sistem motorik
o komunikasi
o emosi-sosial
o pendidikan
Oleh karena proses tumbuh kembang berlangsung sejak dalam
kandungan, maka kebutuhan dasar itupun harus dipenuhi sejak dini (sejak dalam
kandungan).
BAGAIMANA MENILAI PERKEMBANGAN ANAK?
Untuk menilai perkembangan anak balita digunakan 4
parameter perkembangan, yaitu:
1. Motorik Kasar
2.
Motorik Halus
3.
Bahasa
4.
Personal Sosial
Cara
penilaian perkembangan ini menggunakan metode DDST (Denver Development Stress
Test). Dalam DDST terdapat milestone atau tingkat perkembangan yang harus
dicapai anak pada umur tertentu. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dan
intervensi dini agar tumbuh kembang anak optimal.
B. TAHAP TUMBUH KEMBANG KEMBANG ANAK MENURUT SYARIAH
Perkembangan
manusia menurut Islam adalah proses perubahan dan pertumbuhan manusia
yang dikaji dari perspektif Al-Quran dan Al-Hadist. Tumbuh kembang anak menurut
Islam berlangsung fase demi fase. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dalam
setiap tahapnya, Islam pun sudah mengatur prinsip-prinsip pendidikan anak.
Sesuai dengan sifatnya sebagai agama fitrah, Islam dipastikan sejalan dengan
fitrah manusia dan tidak ada satupun kebutuhan dasar manusia yang tidak
tersentuh oleh bimbingan syari'at (Al Rûm ayat 30). Dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Rasulullah SAW dan sebaik-baik perkataan adalah firman Allah
’Azza wa Jalla, yakni kitabullah al-Qur’anul Kariim.
Fase
Tumbuh Kembang Menurut Syariat:
A.
FASE SEBELUM LAHIR
Secara
biologis pertumbuhan itu digambarkan dalam Al-Qur’an sesuai firman Allah pada
surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
(٦٧)
Artinya:
Dia-lah
yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Masa
embrio adalah masa anak dalam kandungan (mulai saat bertemunya sperma dan ovum
(nutfah), kemudian berupa segumpal darah ('alaqah) dan kemudian menjadi
segumpal daging (mudgah).
Islam sangat
menganjurkan bahkan memerintahkan pendidikan pranatal agar bayi yang ada dalam
kandungan mulai merasakan pendidikan yang akan menuntun kehidupannya kelak
ketika dia sudah lahir ke dunia. Sabda Rasulullah saw yang artinya:
“orang yang celaka adalah yang telah (menderita) celaka dalam perut ibunya” (HR.
Muslim). Begitu besar manfaat stimulasi dini terhadap tumbuh kembang memang telah
terbukti dalam berbagai penelitian mutakhir saat ini.
Islam merupakan agama yang sangat memperdulikan pendidikan anak dalam
kandungan, hal tersebut dibuktikan dengan hal-hal sebagai berikut:
-
Diberikannya hak istimewa
terhadap ibu yang sedang hamil selama bulan Ramadha. Jika merasa khawatir apabila diteruskan
berpuasa akan membahayakan kondisi janin dalam kandungan, maka puasa tersebut
dapat diganti dengan membayar kifarat.
-
Islam memerintahkan
kepada suami yang telah menceraikan istrinya untuk tetap memberikan nafkah
kepada janin yang dikandung.
Bahkan pendidikan pranatal dimulai sejak sebelum kehamilan sang ibu:
-
Allah SWT telah berfirman
dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah (221): Artinya: “Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.
dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.”
-
Abu Hurairah
Radiyallahu ‘anhu mengkhabarkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
beliau bersabda:
“Wanita itu dinikahi karena 4 perkara.
Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah
wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
bagi pasangan yang sudah menjadi suami istri,meskipun dia
saleh/salehah,tetap dianjurkan membaca doa sebelum berhubungan suami istri agar
diberi anak saleh/salehah dan dijauhkan dari syetan,adapun doanya: Bismillah, Allahumma
jannibnaa syaithana wajannibi syaitana ma razaqtanaa (Dengan nama Allah,Ya
Allah jauhkanlah kami dari godaan syetan dan jauhkan pula gangguan syetan dari
apa yang engkau nanti karuniakan kepada kami ( H.R Bukhari )
Stimulasi
pada fase pralahir menurut Islam:
1.
Membacakan Al-Qur'an (memperdengarkan tilawah Al-Qur'an)
-
Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8
-
mengoptimalkan fungsi pendengaran janin
-
ketika sang
anak memasuki masa kanak-kanak ia akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
2.
Membacakan
Doa
-
Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam Al-Qur'an yang
artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa.(QS. Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang
baik mengandung makna jadikanlah anak kami yang shaleh, berakhlaq mulia, dan
beradab agar sempurna nikmat dunia dan akheratnya.
-
Doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As Shaafaat
:100 dan An Nahl : 78.
3.
Mengajak Berbicara
-
Indera pendengaran selesai
pembentukan pada minggu ke 24.
-
Indera pendengaran dibantu oleh air ketuban yang merupakan
penghantar suara yang baik.
-
janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta,
suara denyut jantung dan suara udara dalam usus.
-
janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa
membuat janin terkejut melompat.
-
mengajak
janin berbicara dengan mengelus-elus perut dengan perkataan yang baik, biasanya
respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
4.
Menjaga Perilaku.
-
akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak-anaknya
kelak
B.
FASE SETELAH LAHIR
1. MASA BAYI (lahir-2 tahun)
- mengembangkan kasih sayang dua arah
- memberikan ASI
QS. Al-Baqarah ayat 233:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةُ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودُُلَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآءَاتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُُ
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya, dan seorang ayah karena anaknya, dan
waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.
Kewajiban orang tua terhadap bayi yang baru lahir, yaitu
:
-
mengumandangkan
adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri, karena agar pertama-tama
yang menembus pendengaran anak adalah kalimat tayyibah (ilahiyyah) atau kalimat
seruan yang Maha Tinggi, dan juga merupakan pengajaran tentang syari’at islam
ketika ia memasuki dunia. Kalimat tayyibah juga akan menjaga fitrah dari godaan
syetan
-
mencukur rambut pada hari ke tujuh
-
aqiqoh
-
memberi nama yang baik
Nabi
saw sesuai sabdanya :
قل انس
: قل لنبى صلعم
: الغلام ىعق عنه ىوم السابع وىسمى وىحاط عنه الاذى فاذابلغ ست سنىن ادب فاذا بلغ تسع سنىن عزل فرا شه فاذا بلغ ثلاث عشرة سنة ضرب على الصلاة فاذا بلغ ست عشرسنة زوجه ابوه ثم اخذ بىده وقال:
اد بتك وعلمتك وانكحتك اعوذبالله من فتنتك فى اادنىا ؤعذابك فى الاخرة.
Artinya:
“berkata
anas; bersabda Nabi saw; anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan
aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam
tahun dididik beradab, setelah Sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, bila
telah umur 13 tahun dipukul karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16
tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayahnya berjabat tangan dan
mengatakan; saya telah mendidik kamu, mengajar dan mengawinkan kamu. Saya
memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di
akhirat.”
2. MASA KANAK-KANAK (THUFULAH): 2-7 tahun
-
perkembangan
fisik: anak bertambah kuat dan mulai ingin banyak belajar (stronger, longer and
learner)
-
perkembangan kognitif:
mulai berpikir dan ingin tahu alasan sebab akibat
-
perkembangan emosional dan social: 2-5 tahun mulai mengatur
perasaan, teman sangat penting.
-
Perkembangan Bahasa: usian 2 tahun menyebutkan puluhan kata dan
usia 5 thun mapu bercerita.
-
Perkembangan sensorik dan motorik: usia 2 tahun naik tangga,
menendang bola, memegang pensil dll. Usia 5 tahun memakai dan melepas pakaian
sendiri.
-
masa untuk
memberikan dasar-dasar Tauhid
-
tauhid adalah
ilmu tentang keesaan Allah dan pembuktiannya (berkaitan dengan akidah)
-
masa untuk
menanamkan pondasi
-
pada tahap
0-7 tahun, anak disebut sebagai tuan atau master dari orangtuanya. Anak
bermain secara penuh karena anak belum siap untuk dididik melalui instruksi
formal namun bukan berarti anak tidak mampu menangkap dan mengerti apapun. Anak
belajar dari observasi dan imitasi sehingga pengaruh lingkungan sangat besar
-
Impresi yang
didapat pada masa kanak-kanak sangat sulit untuk dihapus sehingga bila sejak
dini diajarkan maka anak akan selalu dekat dengan agamanya
-
Tugas Perkembangan:
(1)
pertumbuhan
potensi-potensi indera psikologis, seperti pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani. (QS. Al-Nahl : 78)
(2)
mempersiapkan
diri dengan cara membiasakan hidup yang baik, seperti dalam berbicara, makan,
bergaul, dan penyesuaian diri dengan lingkungan, serta berperilaku. Pembiasaan
ini terutama pada aspek-aspek afektif;
(3)
pengenalan
aspek-aspek doktrinal agama, terutama yang berkaitan dengan aqidah /keimanan.
-
Apa yang
diajarkan pada mereka?
o usia 3 tahun, ajarkan ia mengucapkan la illaha illallah
muhammadar rasulullah
o usia 4 tahun, ajarkan mengucapkan sallalahu ‘ala
muhammadin wa ala ali Muhammad
o usia 5 tahun, bila ia sudah dapat membedakan antara
tangan kanan dan tangan kiri. Ajak anak ia menghadap kiblat dan ajarkan sujud
o
usia 6 tahun, ajarkan anak shalat dan ajarkan ruku dan sujud.
o
Usia 7 tahun, ajarkan anak untuk mencuci muka dan tangannya
kemudian ajak untuk shalat
o
Ini akan berlanjut hingga mencapai usia 9 tahun, kemudian ia harus
diajarkan ritual sesungguhnya untuk berdoa dan shalat
Anak
adalah “tuan” pada tujuh tahun pertama, seorang “budak” untuk tujuh tahun
kedua, dan seorang “perdana menteri” pada tujuh tahun ke tiga (Ali bin Abi
Thalib)
3. MASA TAMYIZ: 7-10 tahun
-
dapat membedakan yang haq dan yang bathil
-
dapat membedakan yang baik dan buruk berdasarkan penalarannya
sendiri.
-
saaatnya anak mendapatkan pokok-pokok pendidikan syariat. syariat
adalah hukum dan aturan islam (sumber Al Qur'an, Al Hadits, Ijtihad)
-
Anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan
salah. Pada usia ini, anak sudah dapat menangkap sebab akibat, berpikir secara
logis, yang berarti ia siap untuk pendidikan formal.
-
Anak adalah “budak” dalam artian ia harus mengikuti instruksi
orangtua dan guru. orangtua ditekankan untuk mendidik kedisplinan.
-
Tugas
perkembangan:
(1)
perubahan presepsi kongkrit ke persepsi abstrak;
(2) pengembangan
ajaran-ajaran normatif agama melalui institusi sekolah
Perintah Rasulullah Shallallahu
’alaihi wa sallam (SAW). Beliau bersabda, ”Apabila
anak telah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan
shalat. Dan pada saat usianya mencapai sepuluh tahun, pukullah dia apabila
meninggalkannya.” (Riwayat Abu Dawud).
Dalam Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, ”Ajarkanlah anakmu tata cara shalat ketika telah berusia tujuh tahun.
Dan pukullah dia pada saat berusia sepuluh tahun (apabila meninggalkannya).”
(Riwayat Tirmidzi).
Al-’Alqami dalam kitab
Tuhfatul Ahwadzi dalam syarah Al-Jami’ush Shaghir berkata “Hendaklah engajarkan mereka hal-hal yg diperlukan mengenai shalat di
antaranya tentang syarat-syarat dan rukun shalat. Dan memerintahkan mereka utk
mengerjakan shalat setelah belajar.” Dia katakan juga bahwa “Diperintah-kannya memukul itu hanyalah terhadap yg telah berumur
sepuluh tahun krn saat itu ia telah mampu menahan derita pukulan pada umumnya.
Dan yang dimaksud dgn memukul itu pukulan yang tidak membahayakan dan hendaknya
menghindari wajah dalam memukul.”
4. MASA AMRAD (PEMUDA): 10-15 Tahun
-
anak perlu
mengembangkan potensinya
-
pada masa ini
anak juga mencapai aqil baligh (pandai menggunakan akalnya secara penuh)
-
kepandaian
mengatur harta yang dimulai dengan mengatur anggaran untuk dirinya sendiri
-
pembinaan melalui: akidah, akhlak dan ibadah, pembinaan fisik, psikologi
-
Islam menyerukan dan
membiasakan anak dalam berolahraga.
Firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 60:
Artinya: Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggup (QS.
AL-Anfal: 60)43
5. MASA TAKLIF (BERTANGGUNG JAWAB): 15-18
Tahun
-
pada masa ini anak harus sudah tertanam rasa tanggung jawab baik
pada diri sendiri, orang tua maupun lingkungannya.
-
Tugas perkembangan:
(1)
memahami
segala perintah Allah SWT dengan memperdalam ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra :
36, QS. Tt-Taubah : 122);
(2)
mengimplementasikan
keimanan dan pengetahuannya dalam tingkah laku nyata, baik yang berhubungan
dengan diri sendiri, keluarga, komunitas sosial, alam semesta, maupun pada
Tuhan
(3)
memiliki
kesediaan untuk mempertanggungjawabkan apa yang diperbuat (QS. Al-Isra)
(4)
membentengi
diri dari segala perbuatan maksiat dan mengisi diri dengan perbuatan baik;
(5)
menikah jika
telah memiliki kemampuan baik fisik maupun psikis;
(6)
membina
keluarga ang sakinah, mawaddah, rahmah, dan harakah;
(7)
mendidik
anak-anaknya dengan pendidikan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga,
sosial, dan agama.
6. MUKALLAF (UMUR MUDA): 18-35 Tahun
-
masa penuh
kekuatan dan semangat
-
masa
berbahaya, cenderung pada pemuasan nafsu syahwat dan nafsu keduniaan
7. DEWASA: 35-50 Tahun
-
masa
kemantapan dan puncak kekuatan fisik dan mental
-
Manusia
dianugerahi 'crystallized intellegence'
-
QS Al Qasas (28):14:
"Dan setelah menjadi dewasa dan
cukup umurnya, kami anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan."
-
diharapkan pada usia 40 tahun mendapatkan hikmah kebijaksanaan 'crystallized intellegence'. Yaitu
pengetahuan terspesialisasi yang didapatkan bertahun-tahun yang diperoleh dari
pengalaman.
8. TUA: 50-70 Tahun
-
mulai tampak tanda-tanda kelemahan
9. LANJUT: >70 Tahun
-
kelemahan menimpa bahkan tak berdaya
******
Referensi:
·
Nelson Textbook of Pediatrics. edisi 17. WB Saunders. 2004
·
Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. edisi 1. Sagung Seto.
2002
·
Erin Ratna K.
S.psi, M.psi. Manusia Dalam Perspektif Psikologi Islam . Dept
2 Litbang Kesppi. 2012
·
M. Fauzil Adhim. Mendidik Anak Menuju Taklif. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar. 1996
·
Qumi Laila.
Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Pada Periode Pendidikan
Pranatal Dalam Perspektif Islam. Stain Salatiga. 2011