Bulan Ramadan adalah waktu untuk recharge
keimanan/spiritual dan kesempatan yang baik untuk mengembalikan gaya hidup sehat
dan seimbang. Selain mengejar keutamaan ibadah Ramadan, dengan berpuasa kita
bisa mulai lagi memperbaiki kebiasaan makan, self-control, disiplin dan banyak manfaat positif lain.
Ramadan di Eropa tahun ini masih bertepatan dengan musim panas atau
summer. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi umat muslim. Pertama, durasi
puasa yang panjang sekitar 18 jam dari sahur sekitar jam 4 pagi hingga waktu
berbuka puasa sekitar jam 22; dan kedua, temperatur udara yang panas berpotensi
menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Berikut tips berpuasa saat summer:
1.
GET HYDRATED
- Banyaknya air yang keluar dari tubuh melalui evaporasi
keringat, pernapasan serta urin menyebabkan kita butuh air setidaknya 2 liter atau
8 gelas per harinya. Kita memerlukan air yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Tanda-tanda
dehidrasi bervariasi dari ringan hingga berat, antara lain pusing, lemah, mulut
kering, mual, kram otot dll.
- Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, perbanyak
minum air di antara waktu buka puasa dan sahur. Untuk membantu memenuhi target
2 liter per hari, simpan botol air di samping tempat tidur. Minum sebelum tidur
dan jika terbangun tengah malam.
- Alternatif cairan sehat selain air putih adalah
jus buah dan smoothies.
- Batasi teh dan kopi terutama saat sahur karena
bersifat diuretik, yaitu menaikkan kehilangan cairan tubuh melalui air kencing.
- Hindari minuman berkarbonasi atau soda.
- Hindari makanan mengandung banyak garam karena akan
menyebabkan haus.
2. MEMILIH MAKANAN
- Puasa Ramadan bisa memperbaiki kesehatan, akan tetapi
jika tidak mengikuti aturan makan yang benar justru akan memperburuk kesehatan.
Mengetahui apa yang harus dimakan saat non-fasting
hours sangatlah penting.
- Pilihlah sumber karbohidrat kompleks yang akan melepaskan
energi secara perlahan selama jam puasa. Karbohidrat kompleks terdapat pada roti
gandum, oatmeal, kacang-kacangan, beras merah, basmati dll.
- Kombinasikan karbohidrat kompleks dengan sumber
makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur dan susu, yoghurt, keju untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
- Pilih makanan berserat seperti kentang dengan
kulit, sayur, buah-buahan yang akan dicerna perlahan dan memberikan efek
kenyang lebih lama.
- Hindari makanan yang terlalu manis, junk food dan processed food yang akan dicerna dan diubah menjadi gula dengan
cepat. Makin cepat dicerna, makin cepat lapar.
- Lemak memang tetap dibutuhkan tubuh, namun
hindari makanan dengan kadar lemak tinggi, gorengan dan makanan pedas karena jenis
makanan ini sulit dicerna dan bisa menyebabkan nyeri ulu hati.
3. S A H U R
- Saat puasa, kita meringkas jadwal makan normal
3x menjadi 2x, yaitu sahur dan buka puasa. Bangun sahur memang berat mengingat
pendeknya waktu antara buka-sahur, namun di situlah letak hikmah dan keutamaan
yang bisa kita peroleh. Makan sahur adalah sunnah, selain itu sahur juga
membantu kita bangun sembahyang Subuh.
- Sahur justru merupakan waktu makan terpenting
karena energi tubuh tergantung dari nutrisi yang dikonsumsi saat sahur.
Mengambil waktu tidur untuk makan sahur lebih menguntungkan karena toh kita
bisa tidur lagi saat puasa, tetapi tidak bisa makan lagi saat puasa bukan? ;-)
- Untuk puasa yang panjang, perhatian pada
kualitas makanan saat sahur. Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan
kaya serat. Karbohidrat kompleks akan bertahan lebih lama dalam sistem
pencernaan sehingga tubuh tidak mudah lapar dan level gula darah tetap stabil.
- Tubuh akan memasuki fasting-mode setelah 8 jam makan terakhir, yaitu saat saluran cerna
selesai menyerap nutrisi dari makanan. Tubuh pada awalnya akan menggunakan
simpanan glukosa hasil pencernaan makanan yang kita makan. Jika tidak cukup,
selanjutnya tubuh akan membongkar simpanan lemak tubuh untuk memenuhi energi
yang diperlukan.
- Jika kita makan sahur sekitar jam 3 pagi, tubuh
akan memasuki fasting-mode sekitar
jam 11 siang. Sedangkan jika kita melewatkan makan sahur, tubuh akan memasuki
periode starvation lebih cepat dan
hal ini kurang baik untuk kesehatan.
- Untuk mempermudah sahur, buat makanan sesimpel
mungkin dan siapkan makanan di meja makan sebelum tidur.
4. BUKA PUASA
- Saat buka puasa, fokus utama adalah cairan (cukup
minum) dan jenis nutrien (makanan yang kaya karbohidrat kompleks, protein, buah
dan sayur).
- Makan dengan bertahap, ikuti sunnah. Mulai
dengan beberapa buah kurma, kemudian air putih atau susu, jus buah, smoothies untuk
menaikkan level cairan tubuh dan kadar gula darah.
- Kurma merupakan sumber karbohidrat fast-acting yang akan segera mengaktifkan
sistem pencernaan dan menaikkan kadar gula ke level normal. Selain itu, kurma
juga mengandung serat yang tinggi dan kaya mineral, seperti magnesium dan potassium.
- Setelah Maghrib, lanjutkan dengan small appetizer seperti sup, salat atau yoghurt
dan diikuti dengan makan utama.
5.
JANGAN
OVEREAT
- Terlalu banyak makan akan merusak manfaat puasa
dan menyebabkan gangguan pencernaan, berat badan naik dll .
- Tetap ikuti Golden rule of one third: 1/3
makanan, 1/3 cairan, 1/3 udara di lambung saat makan.
6. ACTIVITY
- Saat panas terik, pilihlah aktivitas indoor.
- Jika memungkinkan batasi aktivitas outdoor terutama selama peak sun hours (jam 11-16).
-
Hindari pakaian yang tebal dan pilih yang
menyerap keirngat.
7.
EXERCISE
- Exercise ringan seperti jalan kaki saat
menjelang buka puasa (evening hours) jam
15-20 bermanfaat untuk membakar lemak tubuh dan mempertahankan berat badan.
8. MULTIVITAMIN
-
Jika nutrisi sudah baik, multivitamin tidak
diperlukan.
9.
KEEP ORGANIZED
- Atur kembali jadwal kegiatan harian untuk
mendapatkan waktu tidur yang cukup.
10. MENGATASI KONSTIPASI
- Sulit BAB atau konstipasi biasanya terjadi pada hari-hari
pertama puasa. Ini merupakan tanda kurang cairan dan serat. Konsumsilah cukup cairan
dan serat dari buah-buahan dan sayuran.
Catatan:
·
Indeks
glikemik (IG) adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah.
Karbohidrat kompleks dan makanan berserat merupakan makanan dengan IG rendah.
-
IG
rendah <55
-
IG
sedang 56-69
-
IG
tinggi >70.
·
Tabel
IG dapat dilihat di sini.
·
Jika
tidak bisa selalu melihat tabel IG sebagai acuan, cara menilai IG makanan yang
mudah adalah dengan memperhitungkan tekstur makanan saat dikunyah dan ditelan.
Jika makanan tersebut sangat mudah dikunyah dan ditelan, biasanya IG-nya
tinggi.